Shoetanz-Cyber4rt 48 dd Penyolongan Crew mamzerd Photobucket Gatra-Cyber Kiyoshisubs
Xpress Community KZ grups
Atsuke Cyber Is Valid HTML5
ppp Perkenalkan Nama Saya Atsuke ( Nama Dumay [=Dunia Maya] Atau Lebih Keren Nya Cyber Name XD ) Saya Ingin Sekali Menjadi Blogger Yang Kreatif, Meskipun Post Saya Banyak Yang Hasil Copas Dari Blog - Blog Dan Website - Website Lain ( Tetapi Tenang Aja Saya Kasih Sumber Kok XD ), Template Blog Ini Bukan Hasil Dari Buatan Tangan Saya ( Tenang Aja Footer Nya Kagak Ane Ganti Kok, Cuma Saya Tambahin Sedikit XD ), Saya Juga Ingin Sekali Mendesign Suatu Web, Dan Saya Juga Ingin Lebih Mendalami Ilmu - Ilmu Tentang Informasi Teknologi. Kalau Ada Yang Mau Lebih Kenal Dengan Saya ( Kagak Butuh Orang Maho XD ) Atau Ada Yang Mau Ditanyakan Bisa Add Account Facebook Saya [ www.facebook.com/atsuke.kotaro ] Atau Bisa Follow Account Twitter Saya [ www.twitter.com/AnonioAtsuke ] Mungkin Hanya Ini Yang Saya Sampaikan, Jangan Lupa Follow Dan Visit Terus Blog Saya.... Lihat Profil Lengkap Ku

Hacker Manfaatkan Jejaring Sosial Untuk Tutupi Kejahatannya


Sebuah riset terbaru telah menemukan fakta bahwa para pelaku kejahatan cyber telah menemukan cara baru agar kegiatan mereka tidak dapat dilacak. caranya adalah memanfaatkan jejaring sosial.

Seperti yang dilansir oleh Mashable (23/4), menurut laporan dari FireEye, didapatkan fakta baru bahwa kini para pelaku kriminal cyber mulai memanfaatkan berbagai jaringan social media seperti Facebook, Twitter, hingga Baidu. Hal ini dilakukan agar aktivitas mereka lebih sulit dilacak jika nantinya ketahuan.

"Hal ini merupakan teknik pengalihan. Ini merupakan cara untuk menghindari deteksi, mencoba terlihat se normal mungkin," kata Rob Rachwald, peneliti dari FireEye.

Yang mengejutkan lagi, ditemukan bahwa angka serangan cyber ini ternyata meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat, sudah ada server berbeda di 185 negara yang menjadi sasaran serangan ini hanya pada 2012 saja.
Jika dipilah, serangan ini lebih banyak terjadi pada negara Asia dan Eropa. China, Korea, India, Jepang, dan Hong Kong merupakan korban terbanyak di Asia dengan laporan serangan 24 persen dari total seluruh serangan.

Sementara 22 persen sisanya terjadi di Russia, Poland, Romania, Ukraine, Kazakhstan, Latvia, dan beberapa negara di Eropa Timur. Untuk 44 persen lainnya terjadi di AS.

Adapun serangan yang mulai marak digunakan adalah dengan memanfaatkan malware Gh0st RAT (Remote Administration Tool). Lewat malware ini, pelaku bisa memata-matai seluruh kegiatan pengguna mulai dari input keyboard hingga merekam pergerakan layar.

Sumber : MERDEKA

Lawan CISPA, Anonymous Ajak Situs Di AS 'Bunuh Diri'


Aksi Pemerintah Amerika Serikat yang ingin memata-matai seluruh aktivitas pengguna di internet mendapatkan banyak reaksi negatif. Salah satunya, dari Hacktivist ternama, Anonymous.

Seperti yang dilansir oleh The Inquirer (22/4), baru-baru saja, Anonymous menunjukkan pergolakan baru terkait akan diberlakukannya undang-undang Cyber Intelligence Sharing and Protection Act (CISPA). Melalui situs resminya, Hacktivist yang juga menjadi dalang serangan #OpIsrael ini pun menyatakan perang.

Namun, bukan serangan DDoS maupun hacking lain yang mereka lakukan. Anonymous malah meminta situs-situs yang ada di AS untuk menutup diri sebagai bentuk protes terhadap undang-undang tersebut.

Rencana boikot ini pun bisa diketahui lewat akun Twitter resmi mereka @YourAnonNews. Dalam salah satu kicauannya, bahkan Anonymous meminta siapa saja untuk memberikan saran mengenai situs pemerintah AS mana saja yang layak dijatuhkan.

Jika pernyataan di atas benar, maka mungkin saja dalam beberapa jam ke depan kita akan menjadi saksi dalam serangan #CISPABlackout. Dengan begitu, maka ini bisa jadi merupakan aksi besar-besaran setelah operasi pembersihan #OpIsrael.

Aksi yang dilakukan Anonymous ini sendiri bermula dari rencana pemerintah AS yang ingin memiliki akses ke semua data yang ada di dunia maya. Dengan hal ini, maka semua kegiatan email, Facebook, Twitter, dan sebagainya bisa diketahui AS kapan saja.

Hal ini tentunya menyebabkan pergolakan dari para pengguna internet di AS, terutama bagi Anonymous yang memang eksistensinya terlihat di dunia maya ini.

Well, aksi serangan besar setelah #OpIsrael yang dilancarkan Anonymous ini akan menjadi kenyataan? Kita lihat saja pada 22 April waktu AS.
Sumber : MERDEKA

373 Situs AS Siap 'Bunuh Diri' Untuk Lawan CISPA


Aksi 'bunuh diri' yang ditawarkan Anonymous untuk situs-situs yang ada di AS nampaknya mendapatkan tanggapan yang cukup bagus. Hal ini terlihat dari ratusan situs yang sudah mendaftarkan diri untuk 'dibunuh' selama 24 jam ke depan.

Seperti yang dilansir dalam kicauan @YourAnonNews (22/4), setidaknya sudah ada 373 situs asal AS yang siap bunuh diri. Situs-situs ini menyatakan akan serentak offline selama 24 untuk melakukan protes atas disahkannya UU CISPA.

Selain 373 situs ini, dikabarkan ada pula ratusan akun Facebook dan Twitter yang juga akan dimatikan. Sayangnya, tidak disebutkan FB atau Twitter mana saja yang juga ikut dalam aksi ini.

Dari daftar situs yang ikut bunuh diri ini, merdeka.com (22/4) tidak menemukan nama situs-situs terkenal dan besar yang ikut di dalamnya. Jadi, meskipun mati bersamaan, situs-situs ini nampaknya tidak akan mengganggu stabilitas di dunia maya.

Aksi yang dilakukan Anonymous ini sendiri bermula dari rencana pemerintah AS yang ingin memiliki akses ke semua data yang ada di dunia maya. Dengan hal ini, maka semua kegiatan email, Facebook, Twitter, dan sebagainya bisa diketahui AS kapan saja.

Hal ini tentunya menyebabkan pergolakan dari para pengguna internet di AS, terutama bagi Anonymous yang memang eksistensinya terlihat di dunia maya ini.

Sumber : MERDEKA

Anonymous Surati Obama Agar Veto CISPA


Selain mengajak ratusan situs offline, Anonymous rupanya punya cara baru untuk menentang keberadaan CISPA. Caranya adalah dengan menyurati Barack Obama, Presiden AS.

Seperti yang dilansir oleh akun Twitter Anonymous, @YourAnonNews (22/4), dikabarkan bahwa mereka telah melayangkan sebuah surat elektronik melalui situs theeca.com langsung kepada Obama. Karena online, maka surat ini pun bisa dibaca oleh siapa saja.

Dalam surat tersebut, dijelaskan bagaimana Obama yang sebelumnya berjanji akan melakukan veto terkait dengan disahkannya undang-undang CISPA. Oleh karenanya, Anonymous pun menanyakan kelanjutan jani tersebut.

"Anda telah berjanji dan kami mohon untuk ditepati... Mohon lindungi kebabasan kami dan veto CISPA ketika saatnya tiba," tulis Anonymous dalam surel tersebut.

Sayangnya, hingga saat ini belum diketahui apakah surat ini akan benar-benar sampai kepada Obama. Namun, selama ini theeca.com sendiri memang dikenal sebagai sarana untuk menyurati para tokoh terkenal dunia, termasuk Presiden AS.

Barack Obama sendiri sebelumnya memang pernah berjanji akan memveto undang-undang ini. Menurutnya, hal ini melanggar hak kebebasan sipil yang selama ini dijamin oleh konstitusi.

Sumber : MERDEKA

6 Serangan Hacker Terhebat Dalam Sejarah

Dunia peretasan memang unik dan menarik untuk diikuti perkembangannya. Ada banyak kasus mulai dari yang menjadikan tersangka peretasan sebagai terpidana sampai menjadikannya seorang yang terkenal karena direkrut oleh organisasi atau perusahaan besar karena keahliannya tersebut.

Mengutip dari daftar peretasan terbesar sepanjang sejarah yang pernah dimuat dalam Telegraph (20/03), ada 5 aksi peretasan dimulai sebelum tahun 2006 sampai 2011 kemarin ditambah dengan penyerbuan Anonymous ke Israel beberapa minggu lalu.

1. Op Israel

Memang sampai sekarang tidak ada informasi resmi terkait serangan yang dilancarkan oleh Anonymous dan pengikutnya dari seluruh dunia termasuk kelompok hacker lainnya.
Pihak Israel menyebutkan bahwa aksi yang dilakukan Anonymous tersebut gagal untuk melenyapkan Israel dari internet sesuai janji mereka. Namun pihak Anonymous menyatakan bahwa aksi mereka berhasil dengan merontokkan ribuan situs pemerintahan, militer, perusahaan sampai dengan account Facebook, TWitter atau juga data penting kenegaraan serta data kartu kredit.

2. Sony PlayStation Network
Pada tahun 2011 silam, kelompok peretas berhasil membobol jaringan Sony PlayStation Network. Aksi peretasan ini mengabikbatkan lebih dari 70 juta data kartu kredit berhasil dicuri. Karena aksi tersebut, Sony akhirnya menutup semua layanannya selama beberapa minggu dan membenahi segala hal termasuk memberikan kompensasi kepada para pelanggannya.

3. Epsilon
Salah satu perusahaan marketing email bernama Epsilon melaporkan bahwa mereka telah menjadi korban aksi peretasan pada tahun 2011 silam, Dalam aksi tersebut, Epsilon mengatakan bahwa ada banyak data yang diambil dari mereka.

Sayangnya, Epsilon tidak menyebutkan jumlah pasti berapa data yang berhasil dicuri. Epsilon juga mengatakan bahwa data yang diambil tersebut hanyalah daftar nama dan email saja. Setiap tahunnya, Epsilon menerima kiriman 40 juta lebih email dari pelbagai perusahaan termasuk 2000 perusahaan ternama di dunia seperti Marks and Spencer.

4. Heartland Payment Systems
Perusahaan pemroses pembayaran di New Jersey, Amerika Serikat, bernama Heartland Payment Systems pernah kehilangan sekitar 10 juta data kartu kredit pada tahun 2009 silam karena aksi peretasan.

Dari jumlah tersebut sekitar 175 ribu data kartu kredit milik pebisnis berhasil dicuri. Menurut penelitian, serangan ini dilakukan oleh seorang peretas bernama Alberto Gonzalez yang ditengarai juga sebagai dalang peretasan TJX di tahun 2007.

5. TJX

Pada tahun 2007 silam, ada sebuah aksi peretasan yang menjadikan sebuah perusahaan Amerika Serikat bernama TJX sebagai target. Dari aksi peretasan ini lebih dari 45 juta kartu kredit orang-orang yang berbelanja di TJ MAxx dicuri.

Beberapa pakar atau pengamat teknologi mengatakan bahwa jumlah yang diberitakan hanyalah sedikit dari jumlah aslinya. Menurut mereka jumlah kartu kredit yang berhasil dicuri sebanyak mendekati 94 juta.

6. Operation Shady RAT
Beberapa tahun lalu ada sebuah operasi hacker dengan nama sandi Operation Shady RAT (Remote Access Tool). Operation Shady RAT merupakan kampanye peretasan yang menjadikan 72 jaringan organisasi di seluruh dunia sebagai targetnya termasuk pemerintah Amerika Serikat, pemerintah Inggris, 12 situs pertahanan Amerika Serikat dan banyak perusahaan teknologi lain di seluruh dunia.

Aksi ini merupakan tindakan yang dilakukan secara bertahan dari sebelum tahun 2006 sampai 2010 lalu. Belum ada alasan dan informasi pasti apa yang mendasari dilakukannya Operation Shady RAT.

Menurut peneliti dari McAfee, ada aktor intelektual khusus yang berdiri di balik serangan itu, namun perusahaan pencipta antivirus ini menolak membeberkan siapa yang dimaksu dengan aktor intelektual tersebut. Mereka hanya mengatakan bahwa China adalah salah satu dari para penyerang.

Sumber : MERDEKA

 
DMCA.com Join This Site
Thanks For Visiting Gunakanlah Google Chrome Untuk Tampilan Sempurna
Mau Request ? Klik Disini